MENYELESAIKAN BANJIR SAMARINDA
Oleh Dwi Ilmyono, 2008
BPDAS-Mahakam Berau, Samarinda
- Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa meluapnya aliran air di atas kapasitas maksimum sistem aliran yang tersedia, sehingga mengakibatkan tergenanginya daerah sekitar aliran yang permukaannya lebih rendah (over capacity). Peristiwa ini biasanya terjadi pada musim hujan yang intensitasnya berada di atas normal dan waktu hujan yang cukup lama. Banjir tidak perlu ditakuti namun keberadaannya perlu disiasati dan dipelajari agar kejadian banjir dapat dikelola untuk diambil manfaatnya atau diselesaikan secara permanen agar tidak menyebabkan terjadinya masalah.
- Variabel Input Banjir
Kejadian banjir di
- DTA DAS
Kota Samarinda secara geografis terletak pada daerah hilir sub DAS Karang Mumus yang memiliki luas DTA sekitar 32.000 hektar, bentuk jaringan alirnya pendek, bentuk konfigurasi DAS trapezium panjang, sepertiga bagian hilir memiliki elevasi alir mendekati nol dpl laut, dengan kapasitas tampung hujan cukup besar, berdasarkan tipologi ini memungkinkan sub DAS Karang Mumus memperoleh jumlah air hujan yang besar pada saat musim hujan dan akan menyebabkan banjir apabila kapasitas sistem drinase tidak memadai, dalam kondisi seperti ini pada suatu kawasan perlu dibuat sistem drinase ideal agar terjadi kesetimbangan alir guna membebaskan deposit air aliran yang ada secara permanen .
- Karakter hujan
Perilaku hujan secara alamiah di masing-masing daerah tangkapan air sangat berbeda, faktor hujan yang menyebabkan banjir adalah tingginya intensitas hujan, hal ini tidak bisa dikendalikan, karena yang terjadi adalah faktor absolute alamiah hujan, semakin tinggi nilai intensitas hujan per satuan waktu pada suatu kawasan, akan berdampak semakin besarnya angka volume hujan yang diterima oleh kawasan, inilah besarnya deposit air potensial sebagai faktor penyebab banjir.
- Sistem Drainase
Sistem drainase merupakan model mobilisasi deposit air pada suatu kawasan dari permukaan yang tinggi menuju kepermukaaan yang lebih rendah hingga ke outlet melalui sistem jaringan alir. Semakin baik sistem drainase kawasan akan dapat mengatur perpindahan air dari hulu hingga ke hilir dan semakin besar nilai sudut elevasi alir suatu sistem drainase, akan sangat mempengaruhi kecepatan aliran air pada suatu sistem aliran. Dalam hal ini posisi tawar alir sistem drainase
- Kapasitas Alir
Kapaitas Alir Alamiah jaringan alir merupakan nilai absolute aliran suatu sistem drainase DAS, nilai aliran ini dapat diubah jika diperlukan. Posisi tawar kapasitas alir dapat dikatakan baik apabila dapat mengalirkan semua volume air hujan yang diterima pada suatu DAS dalam jumlah besar per satuan waktu, tanpa menyebabkan banjir. Kapsitas alir riil sungai-sungai yang terdapat di
- Karakter geomorfologi
Keberadaan geomorfologi kawasan DAS mempengaruhi perilaku aliran air dari hulu hingga ke daerah hilir. Kota Samarinda berada di antara perbukitan Batu Besaung, Air Putih, Sungai Lantung dan termasuk dalam sistem lahan kahayan yang merupakan daerah rawa belakang. Berdasarkan hal tersebut secara alamiah kota Samarinda terdapat banyak rawa yang dipakai sebagai terminal air (water storages) bila terjadi hujan, tetapi oleh karena perilaku manusia mengakibatkan daerah resapan air rusak atau baralih fungsi sebagai daerah timbunan sehingga kumpulan air yang biasanya singgah di rawa pada musim hujan akhirnya bergerak ke tempat lain yang dimungkinkan, ingat hukum kekekalan zat, setiap benda memiliki massa dan menempati ruang, maka semakin liquid bentuk benda akan lebih mudah bergarak ke tempat sekitarnya hingga mencapai perataan normal.
- Land Cover.
Peranan land cover pada suatu DAS sangat besar dalam menghambat laju gerakan runoff air hujan, untuk itu perlu ditinjau kondisi land cover DTA DAS Karang Mumus sebagai penyangga resap air tanah kota Samarinda pada musim hujan, apakah masih memenuhi standar atau tidak, jika keadaannya kurang baik maka perlu dilakukan revegetasi pada lokasi yang terbuka. Tindakan ini perlu dilakukan guna meningkatkan nilai hambatan runoff dan meningkatkan waktu resap air ke dalam tanah. Keberhasilan membangun land cover pada suatu DAS akan meningkatkan volume resap air ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi jumlah aliran air permukaan.
- Jenis tanah
Jenis tanah pada suatu DAS mempengaruhi tingkat kemampuan dan daya resap air ke dalam tanah, terutama sifat porusitasnya, hal ini perlu dicermati seberapa besar nilai permiabilitas tanah kota Samarinda yang dapat mempengaruhi resapan air tanah, namun perlu diingat bahwa tanah tetap memiliki tingkat jenuh resap air, ketika tanah berada pada keadaan jenuh air maka pori-pori tanah tidak memiliki fungsi resap lagi dan dapat menyebabkan terjadinya runoff.
- Perilaku masyarakat
Masyarakat DAS adalah Stakeholder DAS yang perlu ikut serta mensukseskan sistem berikut pemeliharaan sendi-sendi DAS, disini akan terlihat sampai sejauh mana peranan dan aktivitas masyarakat dalam DAS. Secara umum diharapkan dinamika DAS dan budaya masyarakatnya harus dapat berkomunikasi dengan baik dengan sendi-sendi DAS tanpa mengalami gangguan, sehingga sistem drainase maupun keberadaan DAS dapat normal.
- Perilaku pemerintah
Perilaku pemerintah sangat memegang peranan dalam menagani banjir, karena dipemerintah terdapat perencanaan dan pembiayaan pembangunan hingga pelaksanaan penanganan banjir. Untuk itu pemerintah harus berkerja secara optimal dalam menangani kawasannya, bagaimana cara yang ideal harus ditempuh untuk mengatasi
3. Penyelesaian Banjir
Pembangunan lanjutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar